A.
METODE PENGAJARAN
Metode pengajaran berpengaruh
terhadap tercapainya tujuan pengajaran. Di bawah ini diuraikan tentang
pengertian metode pengajaran dan macam-macam metode pengajaran.
a. Pengertian
Metode
Dalam hal ini metode berasal dari
kata “Methodos” yang secara etimologis, berasal dari bahasa latin yaitu
“Methodos”. Secara etimologis kata methodos berasal dari kata metha yang
artinya dilalui dan hodos yang artinya jalan. Jadi
methodos artinya jalan yang dilalui. Secara umum, “metode artinya jalan atau
cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan” (A.A. Gede Agung, 1997: 1).
Dalam pembelajaran metode merupakan
suatu cara atau tehnik yang di gunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran sehingga dapat mempermudah pencapaian pesan dan mempercepat pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan.
b. Jenis-jenis
metode Pengajaran
Ada sejumlah metode pengajaran yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan tentang
jenis-jenis metode pengajaran yang dikutip dari beberapa sumber.
A. Tabrani Rusyan ( 1993 : 63-117)
menyatakan bahwa “Jenis-jenis Metode Pengajaran terdiri dari metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, dokumentasi, metode AVA, narasumber, wawancara,
karyawisata, survei, studi lapangan, proyek pelayanan masyarakat kerja, pengalaman,
simulasi, eksperimen, disceoveri, dan penggunaan buku-buku pelajar”.
Pada
bagian lain juga diuraikan jenis-jenis metode yang dinyatakan oleh Soetomo
(1993 : 147) bahwa “Metode pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab,
diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen dan pemecahan masalah”.
Pada bagian ini akan diuraikan tentang pengertian metode
demonstrasi, kelebihan metode demonstrasi, kelemahan metode demontrasi dan
penggunaan metode demonstrasi.
1). Pengertian Metode Demonstrasi
.Menurut A.Tabrani Rusyan (1993 : 106) mengatakan bahwa
“Metode Demonstrasi adalah merupakan pertunjukan tentang proses terjadinya
suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan”. Dalam hal ini dengan demonstrasi peserta didik berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam
proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan harapan.
Pakar lain mengemukakan bahwa “Demonstrasi adalah cara
mengajar dimana seorang guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses”
(Roestyah,N.K, 1991 : 83).
Sehubungan dengan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa
metode demonstrasi adalah menunjukkkan proses terjadinya sesuatu, agar
pemahaman siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Dalam demonstrasi siswa dapat
mengamati apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
2). Kelebihan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode
yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Metode demonstrasi memiliki
kelebihan-kelebihan yaitu :
(1) Siswa akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
proses sesuatu yang telah didemonstrasikan;
(2) Perhatian siswa akan lebih mudah dipusatkan pada hal-hal
yang penting yang sedang dibahas;
(3) Dapat mengurangi kesalahan pengertian antara anak
dan guru bila di bandingkan dengan ceramah dan tanya jawab, karena dengan
demonstrasi siswa akan dapat mengamati sendiri proses dari sesuatu;
(4) Akan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan apa yang telah di demonstrasikan ( Soetomo, 1993 : 162).
Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan
demonstrasi akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan
pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena
siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan
dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi.
3). Kelemahan Metode Demonstrasi
Di samping memiliki beberapa kelebihan, maka metode
demonstrasi juga tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan kurang efektif
apabila digunakan.
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat membuat
demonstrasi kurang efektif menurut Soetomo (1993 : 163) antara lain :
(1) Apabila demonstrasi
tidak digunakan secara matang maka bisa terjadi demonstrasi banyak kesulitan;
(2) Kadang-kadang sesuatu yang di bawa ke kelas untuk didemonstrsikan
terjadi proses yang berlainan dengan proses yang terjadi dalam situasi yang
sebenarnya; (3) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti
secara aktif oleh para siswa untuk mengamati; (4) Demonstrasi akan merupakan
metode yang kurang efektif bila alat yang didemonstrasikan itu tidak dapat di
amati secara seksama oleh siswa.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
metode demonstrasi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru
harus mempersiapkan sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan demonstrasi,
menjelaskan tujuan demonstrasi kepada siswa, memperhatikan situasi dan kondisi
yang dapat mempengaruhi jalannya demonstrasi dan selama demonstrasi hendaknya
semua siswa dapat memperhatikan jalannya demonstrasi.
4).
Penggunaan Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi ini
mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun
sesuatu. Penggunaan metode demonstrasi menunjang proses interaksi belajar
mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran,
meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa dan
memotvasi siswa untuk belajar lebih giat (Roestyah N.K, 1991 : 84).
Dengan kata lain penggunaan metode
demonstrasi bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, menghindari kesalahan dalam memahami konsep-konsep dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam
menganalisa sesuatu yang sedang dialami atau didemonstrsikan.
3. MEDIA
PENGAJARAN
Media merupakan alat bantu dalam
proses pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi belajar yang merangsang
siswa agar mau belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat efektif dan
efisien. Di bawah ini akan diuraikan pengertian media pengajaran dan jenis-jenis
media pengjaran sebagai berikut :
a. Pengertian
Media Pengajaran
Sebagai salah satu komponen yang
dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, adalah media pengajaran,
karena media pengajaran merupakan alat bantu menyampaikan informasi.
Arif S. Sadiman (1990 : 6)
mengatakan bahwa “media adalah berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar”.
H. Mohamad Ali (1992 : 89)
berpendapat bahwa “media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untukmenyalurkan pesan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar”.
Berdasarkan uraian beberapa pendapat
di atas dapat dirangkum bahwa media pengajaran adalah sesuatu yang dijadikan
sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi yang dapat berupa
alat bantu dalam proses pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa.
b. Jenis-jenis
Media Pengajaran
Jenis media bermacam-macam, untuk
itu sebelum menggunakan media tersebut perlu dikenali dan dipahami media mana
yang dapat digunakan untuk materi tertentu yang akan dipelajari dalam suatu
proses pembelajaran.
Berikut ini akan diuraikan beberapa
pendapat yang menyangkut jenis-jenis media.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991 :
3) mengatakan bahwa :
“Media pengajaran terdiri dari : (1)
Media grafis atau media dua dimensi yang meliputi gambar/ foto grafis, bagan
atau diagram, foster dan komik; (2) Media tiga dimensi dalam bentuk model yaitu
model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diaroma; (3)
Media proyeksi seperti slide, film, strips, penggunaan OHP; (4) lingkungan”.
Selain media-media yang disebutkan
di atas masih banyak jenis-jenis media lain yang belum disebutkan. Media-media
tersebut adalah:
(1) Alat visual dua dimensi pada
bidang yang tidak transparan meliputi gambar yang diproyeksikan, grafis,
diagram, bagan, pita, poster, gambar hasil cetak miring, foto gambar sederhana
dengan garis dan lengkung; (2) Berbagai visual tiga dimensi yang meliputi benda
asli, model barangcontoh, mock up, diorama, pameran dan bak pasir; (3) Berbagai
macam papan, papan tulis, papan magnet dan peragaan; (4) Alat-alat audio, tipe
recorder dan radio; (5) Alat-alat audio visual, murni, film suara; (6)
demonstrasi dan widyawisata (A.Tabrani Rusyan, 1993 : 93).
Disamping itu sebelum digunakan
sangat perlu dipahami ciri-ciri bahan media agar tidak mengalami hambatan dalam
penerapannya sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam penelitian ini akan digunakan media benda asli sebagai alat
perantara dalam penyampaian pesan.
Media
Benda Asli
dalam proses pembelajaran, benda
asli dapat digunakan sebagai media. Agar lebih memahami tentang media benda
asli di bawah ini akan diuraikan tentang pengertian media benda asli, kelebihan
media benda asli, kelemahan media benda asli dan penggunaan media benda asli.
1.
Pengertian Media Benda Asli
Menurut Ibrahim dan Nana Syahodih
(1992 : 3) mengatakan bahwa “media benda asli termasuk media atau sumber
belajar yang secara spesifik dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional
untuk mempermudah radar belajar yang formal dan direncanakan”. Menurut Mulyani
Sumantri dan Johar Permana (1998/1999; 202) menyatakan “media benda asli
merupakan benda yang sebenarnya yang membantu pengalaman nyata peserta didik
dan menarik minat dan semangat belajar sisiwa”.
Dengan menggunakan media benda asli
akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari
berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.
2.
Kelebihan Media Benda Asli
Media benda asli memiliki kelebihan
atau keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain: (1) Dapat membantu guru dalam
menjelaskan sesuatu kepada peserta didik; (2) Dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata; (3) Dapat melatih
keterampilan siswa menggunakan alat indra (A.Tabrani, Rusyan, 1993:199).
Berdasarkan uraian di atas
dipertegas kembali bahwa kelebihan media benda asli dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari sesuatu menggunakan obyek-obyek nyata.
3.
Kelemahan Media Benda Asli
Media benda asli selain memiliki
kelebihan juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan media benda
asli yaitu :
(1) Membawa siswa ke berbagai tempat
di luar sekolah, kadang-kadang mengandung resiko
dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya; (2) Biaya yang diperlukan untuk
mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit apalagi kemungkinan
kerusakan dalam menggunakannya; (3) Tidak selalu memberikan gambaran dari
obyek yang seharusnya (R.Ibrahim dan Nana Syahodih, 1992/1993 : 82).
Kelemahan-kelemahan yang diuraikan
di atas hendaknya dapat diatasi dengan cara menggunakan media benda asli yang
ada di sekitar lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses
pembelajaran, di sesuaikan dengan pelajaran dan berusaha membawa benda asli ke
kelas yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi dalam lingkup kelas.
4. Penggunaan
Media Benda Asli
Salah satu komponen yang juga dapat
menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Karena
media pembelajaran mampu menyampaikan pesan atau informasi, baik dari guru
kepada siswa maupun media itu sendiri kepada guru maupun siswa. Media benda
asli mempunyai kegunaan sebagai berikut :
(1) Memperjelas
perjanjian pesan agar tidak selalu bersifat verbalitas; (2) Mengawasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indra; (3) Dengan menggunakan media secara
tepat mengatasi sikap positif anak didik; (4) Media dapat memberikan
perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama pada anak didik (Arief S. Sadiman, 1990 : 16).
Dari uraian di atas dapat ditegaskan
bahwa penggunaan media pada saat proses pembelajaran berlangsung, akan lebih
baik dari pada berceramah saja karena media pendidikan/ pengajaran dapat
membantu untuk memperjelas pesan yang kita sampaikan, merangsang siswa untuk
memperoleh pengalaman yang sama dan dapat menarik minat siswa untuk belajar.
Sehingga dengan penggunaan media tersebut siswa menjadi lebih giat belajar dan
mempunyai pengalaman serta persepsi yang sama tentang suatu konsep yang
dipelajari.
Pembelajaran dengan
demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam materi
pelajaran yang didemonstrasikan. Penerapan metode metode pembelajaran
demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa,
rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan
metode metode pembelajaran demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi
untuk belajar.
Metode demonstrasi
adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan
jalan mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswa.
Metode ini dapat
menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materi pelajaran.
Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan seperti ketersediaan alat
peraga agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
Implikasi dari Model Pembelajaran demonstrasi menggunakan media benda asli untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut
- metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus
mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
dengan model demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh
hasil yang optimal.
- Dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru lebih sering melatih
siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang
sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
- Perlu adanya penelitian yang lebih khusus dalam pengunaan metode demonstrasi ini, karena pembelajaran dengan metode ini hanya cocok pada kondisi tertentu saja
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. Gede, 1997. Pengantar Evaluasi Pengajaran, Singaraja
: STKIP. 1999. Metodologi
Penelitian Pendidikan, Singaraja
: STKIP Singaraja.
Ali, H. Mohamad, 1992. Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, Bandung : Sinar Baru.
Dimyati dan Moedjono, 1992/1993. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Depdikbud.
Hadiat, 2001. Alam Sekitar Kita 4. IPA
Untuk Sekolah Dasar Kelas 6, Jakarta
: Depdikbud.
Ibrahim dan Nana Syahodih, 1992/
1993. Perencanaan
Pengajaran Depdikbud.
Roestyah, N. K, 1991. Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : Reneka Cipta.
Rusyan Tabarin, 1993. Proses Belajar Mengajar
Yang Efektif tingkat Pendidikan Dasar, Bandung
: Bina Budhaya.
Sadia I Wayan, 1998. Penelitian Tingkat Konsep
Dasar dan Penerapan(terjemahan), Singaraja : STKIP
Singaraja.
Sadiman, Arif S., 1990. Media Pendidikan, Jakarta : Raya Grafindo Persada.
Soeharto, Karni, 1995.Teknologi Pembelajaran, Surabaya : Intelek Club.
Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi
Belajar Mengajar, Surabaya :
Usaha Nasional.
Sujana Nana dan Ahmad Rivai, 1991. Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru.
Suryabrata, Soemadi, 1981. Psikologi Pendidikan, Bandung : Angka
ijin share ya...
BalasHapus